Daya Listrik : Pengertian, Jenis, Rumus, Konversi dan Perhitungan

Daya Listrik – Coba perhatikan betul setiap alat listrik di sekitar Anda saat ini. Jika diamati, ternyata setiap alat tersebut sudah tercantum informasi mengenai spesifikasi daya. Misalnya setrika memiliki daya 220 volt, magic com dengan daya 350 watt dan lain sebagainya.

Spesifikasi dalam bentuk nilai pada alat listrik inilah yang disebut sebagai satuan daya listrik. Nah, yang menjadi pertanyaan, apa saja satuan daya listrik yang umum digunakan?

Mari kita bahas secara tuntas mengenai satuan daya listrik. Mulai dari pengertian satuan daya listrik, fungsi, rumus, jenis, hingga konversi dan penghitungannya. Jangan lewatkan informasi selengkapnya di bawah ini, ya?

Pengertian Daya Listrik

Pengertian daya listrik
Pengertian daya listrik

Dalam bahasa Inggris, daya listrik disebut juga sebagai electrical power. Electrical power adalah besaran energi listrik.

Pengertian daya listrik adalah energi listrik yang ada dalam sebuah rangkaian yang nantinya bisa dihasilkan atau bahkan diserap.

Jadi, ketika sumber energi menghasilkan daya listrik, maka beban yang dihubungkan pada sumber energi tersebut akan menyerap energi yang dibutuhkan.

Kemudian energi ini akan diubah menjadi bentuk lain sesuai kebutuhan. Misalnya saja diubah menjadi energi cahaya, energi panas, energi gerak dan lain sebagainya.

Fungsi Satuan Daya Listrik

Secara singkat, satuan daya listrik merupakan tingkat atau tolak ukur besaran energi yang sekiranya dibutuhkan dalam rangkaian listrik.

Misalnya saja, besaran energi yang dibutuhkan oleh lampu untuk bisa menyala dalam waktu tertentu.

Maka energi tersebut akan diubah oleh perangkat elektronik menjadi cahaya dan panas. Nah, kebutuhan konsumsi listrik dari satu lampu dengan lampu yang lainnya berbeda-beda.

Semakin besar energi cahaya yang dihasilkan, maka semakin banyak pula konsumsi energi listrik yang diperlukan.

Nah, daya listrik yang dipakai setiap detiknya inilah yang dilambangkan sebagai satuan daya listrik.

Jadi, singkatnya fungsi satuan daya listrik adalah sebagai parameter kebutuhan energi listrik yang dibutuhkan oleh sebuah sirkuit atau rangkaian.

Macam-macam Satuan Daya Listrik

satuan daya listrik
satuan daya listrik

Satuan listrik merupakan satuan yang digunakan untuk nilai pembanding. Jadi fungsinya adalah untuk mendefinisikan besar kecilnya perhitungan atau pengukuran nilai tegangan listrik pada sebuah rangkaian dalam satu periode.

Ada berbagai macam satuan tegangan listrik, berikut akan kami ulas beberapa jenis dan macamnya:

1. Joule (J)

Satuan untuk daya listrik yang pertama adalah Joule. Satuan Joule dilambangkan dengan satuan Nm (Newton meter).

Artinya energi 1 N yang dikeluarkan dalam jarak 1 meter maka akan menghasilkan energi sebanyak 1 Joule.

2. Ampere (A)

Ampere merupakan satuan daya listrik yang difungsikan sebagai nilai dari besaran kuat arus yang terhantar dalam satu detiknya. Pada sebuah alat elektronik, pada umumnya membutuhkan kuat arus sebesar 500 mA sampai dengan 5 A.

Bisa dikatakan, besar daya yang dibutuhkan ini berbanding lurus dengan kuat arus aliran energinya. Jadi, semakin besar daya listriknya tentu saja akan semakin besar kuat arus yang dibutuhkan oleh rangkaian tersebut.

3. Ohm (Ω)

Ohm ini merupakan satuan daya listrik yang secara fungsi digunakan untuk mengukur besaran hambatan. Seperti yang kita ketahui, pada umumnya setiap perangkat elektronik memiliki hambatan.

Jika perangkat elektronik menghasilkan hambatan yang besar, artinya arus listrik yang dibutuhkan juga harus seimbang besarnya.

Lalu apa yang terjadi jika arus listrik ternyata lebih kecil dibandingkan hambatan yang dihasilkan oleh sebuah perangkat? Tentu saja perangkat elektronik tersebut tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya.

Hambatan listrik yang terdapat pada peralatan elektronik berbeda-beda. Nilainya berkisar antara 1Ω sampai dengan 500 Ω. Hambatan yang terdapat pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya yaitu di pengaruhi oleh suhu.

Dimana bagaimana keadaan suhu pada saat tersebut sangat berpengaruh pada hambatan. Kondisi tersebut akan bisa membuat besarnya hambatan yang terdapat pada sebuah peralatan elektronik berubah.

4. Volt (V)

Satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya tegangan listrik disebut sebagai satuan Volt. Satuan Volt ini sendiri diklasifikasikan menjadi empat tingkatan atau level.

Setiap tingkatan dipisah bersadarkan ukuran dan juga perbedaan potensialnya. Berikut ini empat tingkatan satuan Volt yang perlu Anda ketahui:

  • Ekstra Low Voltage (tegangan listrik ekstra rendah).
  • Low Voltage (tegangan listrik rendah).
  • High Voltage (tegangan listrik tinggi).
  • Ekstra High Voltage (tegangan listrik ekstra tinggi).

5. Watt (W)

Satuan daya listrik yang satu ini rasanya jauh lebih familiar, bukan? satuan Watt ini umumnya umumnya bisa kita temui pada label stiker di beragam peralatan elektronik rumahan.

Fungsinya yakni untuk menyatakan tingkat besaran daya listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sebuah alat.

Setiap alat listrik tentunya mempunyai kebutuhan yang beragam. Ini tergantung pada fungsi dari alat itu sendiri. Semakin canggih dan kaya fungsinya, biasanya kapasitas daya yang dibutuhkan juga semakin besar.

Kebutuhan daya untuk peralatan listrik rumahan umumnya berkisar antara 15 sama dengan 500 watt.

Satuan Watt dibedakan menjadi beberapa tingkatan, yaitu watt hour dan juga kilo watt hour. Watt hour (Wh) merupakan jumlah pemakaian daya watt dalam 1 jam. Sedangkan kilo watt hour (kWh) adalah nilai satuan yang nilainya setara dengan 1000 Wh.

6. Volt Ampere (VA)

Volt Ampere merupakan nilai dari satuan yang berasal dari hasil kali antara tegangan dengan arus listrik. Tidak hanya terdapat Volt Ampere (VA), ada juga kilo watt ampere (KVA).  Yang mana untuk 1 KVA nilainya adalah setara dengan 1000 VA.

7. Hertz (Hz)

Hertz sering disebut juga sebagai frekuensi. Lebih tepatnya frekuensi untuk satuan daya listrik dapat dinyatakan dengan Hz. Satuan ini mengacu pada kemunculan sebuah kejadian yang terjadi secara berulang pada periode waktu tertentu.

Jadi, bisa dibilang hertz ini adalah  periode gelombang yang dihitung berdasarkan jumlah siklus perdetik. Kontribusinya biasanya digunakan untuk mengukur gelombang elektromagnetik.

Rumus Daya Listrik

Bagaimana cara menghitung tingkat besaran daya listrik yang dibutuhkan di rumah Anda?

Coba kumpulkan informasi mengenai jumlah peralatan listrik yang ada beserta besaran kebutuhan dayanya. Setelah itu, Anda bisa menghitungnya menggunakan rumus daya listrik.

Mari kita simak pembahasan rumus daya listrik dan keterangannya di bawah ini.

rumus daya listrik
rumus daya listrik

Selain rumus di atas, Anda juga dapat menggunakan rumus yang menggunakan satuan ohm. Yaitu:

P = V x I

P = I2R

P = V2/R

Dimana:

P = Daya listrik (Watt)

V = Tegangan listrik (Volt)

l = Arus listrik (Ampere)

R = Hambatan (Ohm)

Konversi Satuan Daya Listrik

Di atas sudah dibahas apa saja macam-macam satuan daya listrik beserta pengertiannya.

Nah kali ini kita juga akan belajar bagaimana melakukan konversi satuan listrik. Dari satu satuan listrik, kita bisa mengonversi menjadi satuan listrik lainnya. Misalnya saja satuan daya listrik mulai dari Watt, Volt, Ampere dan lain sebagainya.

Masing-masing satuan tersebut memiliki fungsi dan penempatannya tersendiri. Namun, meskipun demikian hubungan dari masing-masing satuan tersebut juga dapat dikonversikan. Nah, bagaimana kira-kira konversi dari masing-masing satuan listrik tersebut?

Untuk mengetahui hubungan antara watt, Ampere, volt dan berbagai satuan daya listrik PLN lainnya, Anda dapat memahami prinsip kerja dari masing-masing satuan tersebut. Diantaranya adalah berikut ini:

  • Dengan nilai tegangan (Volt) yang tetap, ketika nilai hambatan (resistansi) semakin besar, maka daya listrik (watt) juga akan semakin mengecil. Kemudian arus listrik (Ampere) yang dibutuhkan juga akan semakin mengecil.
  • Ketika menggunakan tegangan (volt) yang tetap. Kemudian nilai resistansi (ohm) yang dihasilkan mengecil, maka daya listrik (watt) dan arus listrik (ohm) yang dibutuhkan juga akan semakin besar.
  • Dengan beban daya listrik (watt) yang sama. Ketika tegangan (volt) listrik yang dibutuhkan semakin besar. Maka aliran arus listrik (ampere) yang dihasilkan pun akan semakin kecil.
  • Dengan beban listrik (Watt) yang sama, jika tegangan listrik (volt) yang dibutuhkan mengecil. Maka aliran arus listrik (Ampere) yang dihasilkan akan semakin membesar.

Contoh Soal Daya Listrik

Bagaimana, perlu contoh untuk lebih bisa memahami satuan daya listrik, serta bagaimana cara konversinya dengan satuan yang lainnya?

Mari langsung saja kita simak  contoh soal daya listrik di bawah ini :

  1. Rumus Mencari Ampere

Contoh pertama yakni rumus mencari satuan Ampere. Dimana Anda bisa mengonversi beragam jenis satuan menjadi satuan Ampere.

Misalnya saja dari satuan Watt menjadi satuan Ampere. Atau bisa saja dari  satuan Volt menjadi satuan Ampere.

Anda juga bisa melakukan konversi dari beragam jenis satuan lainnya, ya? Nah langsung saja kita simak beberapa penerapannya melalui contoh soal berikut ini.

  • Jika dalam sebuah rumah terdapati peralatan listrik dengan besaran hambatan mencapai 100 Ohm. Kemudian alat tersebut diberi aliran arus listrik dengan besaran 220 Volt. Tentukan berapa besaran arus listrik yang bisa mengalir pada sirkuit atau perangkat tersebut.

Diketahui:

V = 220 volt.

R = 100 ohm.

Ditanya : l…?

V= l×R

220 = l ×100

l=220/100

l=2,2 Ampere.

  1. Rumus Mencari Watt

Rumus mencari watt dapat Anda ketahui dengan mengetahui berapa besar daya listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan sebuah peralatan listrik. Lebih mudahnya, mari langsung menuju contoh soal mencaei watt di bawah ini.

  • Katakanlah sebuah rumah atau bangunan dialiri listrik dengan besaran 220 Volt. Kemudian arus listrik yang dimiliki adalah 2,2 Ampere. Temukan besaran daya yang akan dibutuhkan agar peralatan listrik tersebut bisa beroperasi dengan baik.

Diketahui :

V= 220 volt

l = 2,2 Ampere

Ditanya : P …?

P = V×l

P = 220×2,2

P = 484 watt

Kesimpulan

Satuan daya listrik merupakan nilai yang menjadi pembanding. Disebut juga sebagai nilai yang menyatakan seberapa besar energi listrik yang dipakai. Waktunya tentu saja dibatasi pada pengukuran setiap detiknya.

Satuan untuk daya listrik ini juga sangat beragam jenisnya. Diantaranya adalah watt, Ampere, volt dan lain sebagainya.

Meskipun memiliki fungsi dan penempatan yang berbeda, namun satuan-satuan listrik tersebut juga memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.

Oleh sebab itu Anda juga dapat mengetahui berbagai konversi satuan listrik. Misalnya 1 watt berapa Ampere, 1 Ampere berapa volt dan seterusnya. Semoga ulasan di atas cukup mudah dipahami, ya?

Tinggalkan komentar