Listrik 3 Phase: Pengertian, Rumus, Tabel, Cara Menghitung

listrik 3 phase merupakan sistem yang banyak digunakan untuk instalasi skala besar. Misalnya seperti digunakan pada perkantoran, industri, dan lain sebagainya. Namun, pernahkah Anda penasaran mengenai berapa banyak pengeluaran listrik untuk skala besar? Terutama untuk kebutuhan atau pemakaian di bidang industri tersebut.

Mengetahui cara menghitung daya listrik 3 phase, akan membantu Anda untuk mengetahui berapa banyak biaya yang perlu dibayarkan untuk pemakaian listrik. Ini tentu berlaku untuk perumahan ataupun skala industri.

Oleh sebab itu, pada artikel kali ini kita akan membahas rinci mengenai pengertian listrik 3 phase, fungsi, rumus, serta bagaimana cara menghitung pemakaian daya listrik 3 phase. Simak informasi selengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Instalasi Listrik 3 Phase?

panel listrik 3 phase
panel listrik 3 phase

Instalasi listrik 3 phase adalah rangkaian listrik yang tersusun dari 4 macam kabel. Dalam dunia kelistrikan, mungkin Anda sering mendengar istilah mengenai sistem kelistrikan 3 phase.

Dimana pada rangkaian tersebut 3 kabel akan digunakan sebagai konduktor atau penghantar, lalu 1 kabel lainnya digunakan sebagai titik netral.

Instalasi 3 phase pada umumnya menggunakan tegangan listrik 380 volt. Selain itu, pemakaiannya juga di khususkan untuk menyuplai keperluan listrik berskala besar.

Contohnya saja seperti supply listrik untuk kebutuhan industri seperti pabrik produksi, perhotelan, perkantoran dan tempat-tempat lain yang membutuhkan tegangan listrik yang kuat.

Intinya semakin besar luas bangunan atau perangkat listrik yang perlu dioperasikan, tentu kebutuhan daya listriknya juga akan semakin tinggi.

Karakteristik Tegangan Listrik 3 Phase

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara mengukur tegangan listrik 3 phase, terlebih dahulu kita akan berkenalan dengan karakteristik dari sistem kelistrikan tersebut.

Apa saja ciri khas dari sistem kelistrikan 3 fasa? Berikut ini ulasan lebih lengkapnya.

  • Listrik 3 fasa pada umumnya menggunakan tegangan yang lebih besar. Jadi pemakaiannya juga digunakan untuk instalasi listrik yang membutuhkan tegangan besar juga.
  • Listrik 3 fasa biasanya menggunakan kabel listrik dengan ukuran yang lebih kecil.
  • Pada listrik dengan sistem 3 fasa, tegangan listrik yang dibutuhkan tinggi. Jadi, umumnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian pun menjadi lebih rendah.
  • Sistem kelistrikan 3 fasa biasanya tidak menggunakan kapasitor. Hal tersebut dikarenakan daya yang digunakan untuk instalasi tersebut sudah besar sehingga tidak memerlukan adanya tambahan alat seperti kapasitor.

Rumus Mencari Arus Listrik 3 Phase

Untuk mengetahui cara menghitung daya listrik 3 phase, terlebih dahulu Anda harus mengetahui bagaimana rumus untuk menghitungnya.

Mengetahui rumus mencari arus listrik 3 phase akan mempermudah Anda ketika menerapkan penghitungan menggunakan angka.

Berikut rumus daya listrik 3 phase dalam satuan VA yang dapat Anda gunakan :

P = √3 x V x I x Cos φ

Dimana:

P = Daya (Watt)

V = Voltage atau tegangan (Volt)

l = Kuat arus (Ampere)

Cos φ = Faktor daya (φ )

√3 = Konstanta yang digunakan apabila memakai listrik 3 phase

Tabel Daya Listrik 3 Phase

Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung daya listrik 3 phase, Anda dapat menempuh beberapa cara. Tidak hanya harus dihitung melalui rumus yang dijelaskan di atas saja, ya?

Selain menggunakan rumus Anda juga dapat melihat contoh perhitungannya dalam tabel daya listrik 3 phase berikut ini.

tabel daya listrik 3 phase
tabel daya listrik 3 phase

Tabel di atas merupakan contoh pengaplikasian rumus daya listrik 1 phase dalam satuan VA dan juga 3 phase. Ini dapat menjadi panduan apabila terjadi kerusakan pada MCB rumah Anda.

Bagaimana Menghitung Daya Listrik 3 Phase?

Menghitung kebutuhan listrik yang dikonsumsi kadangkala perlu untuk dilakukan. Pasalnya, dengan demikian Anda dapat memperkirakan peralatan listrik apa saja yang dapat digunakan pada jaringan tersebut.

Selain itu, mengetahui daya listrik juga berguna agar pemiliknya dapat mengontrol pengeluaran yang harus dibayarkan untuk tagihan listrik. Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat ingin menghitung besarnya daya listrik?

  1. Ketahui Golongan Daya Listrik yang Terpasang

Mengetahui golongan tarif listrik yang digunakan sangat penting dilakukan sebelum melakukan penghitungan daya listrik. Golongan daya listrik ini adalah penentu sampai berapa maksimal penggunaan daya bisa terpakai.

Jika beban listrik lebih banyak dari daya yang tersedia maka Anda perlu menambah daya sesuai dengan kebutuhan.

Daya listrik biasanya dibedakan menjadi beberapa golongan. Diantaranya seperti 900 VA, 1300 VA, 220 VA, dan lain sebagainya. Untuk tarifnya sendiri juga biasanya berbeda-beda. Semakin besar daya yang digunakan umumnya biayanya juga terbilang lebih tinggi.

Misalnya saja untuk daya listrik dengan daya 900 VA dikenakan tarif 1.352 per kWH. Lain halnya dengan daya listrik sebesar 1300 VA yang akan dikenai tarif Rp 1.467,28 per kWh dan seterusnya.

Jika ingin mendapatkan tagihan listrik yang lebih murah tentu Anda bisa memilih daya listrik yang 450 VA. Dengan catatan, kebutuhan aliran listrik rumah Anda memang terbilang kecil dan cukup dengan daya 450 VA.

  1. Cek Semua Perabotan yang Membutuhkan Listrik

Setelah mengetahui daya listrik yang digunakan pada bangunan tersebut, lalu apa langkah selanjutnya? Yang jelas Anda juga perlu melakukan pengecekan mengenai perangkat listrik mana saja yang memerlukan daya besar.

Berbagai peralatan listrik ini dapat diasumsikan kebutuhan dayanya. Misalnya berapakah konsumsi listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat tersebut.

Selain itu, berapa lama waktu pemakaian juga penting untuk diperhatikan. Karena hal ini juga  mempengaruhi berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif listrik dalam setiap bulannya.

  1. Buatlah Estimasi Konsumsi Listrik Harian

Seperti yang kita sebutkan di atas, mengestimasikan konsumsi listrik perlu dilakukan untuk memprediksi besarnya pemakaian harian. Bukan sekedar perkiraan, Anda tentu perlu menghitung pemakaian harian listrik secara jelas.

Untuk gambaran, berikut ini contoh menghitung estimasi konsumsi listrik yang bisa Anda pahami.

  • 10 buah lampu dengan daya 30 watt, kemudian dinyalakan dalam jangka waktu 15 jam. Maka daya konsumsi harian dari lampu tersebut adalah 1 × 30 watt × 15 jam = 45.000 Watt.
  • 1 buah lemari es dengan daya 400 watt dioperasikan selama seharian penuh yakni 24 jam. Maka daya listrik yang dibutuhkan dihitung dengan cara 1 × 400 × 24 = 9. 600
  • 2 buah AC apabila memiliki daya 1000 Watt dan dihidupkan selama 12 jam. Maka daya yang diperlukan dalam sehari estimasinya adalah 2 × 1000 × 12 = 24.000
  • Sebuah rice cooker yang menggunakan daya 250 Watt, kemudian dipakai selama 12 jam. Maka total pemakaiannya adalah 1 × 250 × 12 = 3000 Watt.
  • Sebuah TV LED dengan daya 60 watt, biasa menyala dalam jangka waktu 5 jam perhari. Maka konsumsi daya total dari TV tersebut adalah 1 × 60 × 5 = 300 Watt.

Cara Menghitung kWh Meter Listrik 3 Phase

cara menghitung kwh meter 3 phase dengan CT
cara menghitung kwh meter 3 phase dengan CT

Cara menghitung kwh meter 3 phase dengan CT untuk kebutuhan atau pemakaian sehari-hari sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah.

Caranya adalah dengan menjumlahkan total estimasi daya dari peralatan-peralatan listrik yang ada di tempat tersebut

Untuk mempermudah penghitungan, kita dapat mencoba untuk menjumlahkan daya total dari alat-alat elektronik yang telah kita hitung sebelumnya.

Total konsumsi daya pada sebuah bangunan dalam satu hari adalah sebagai berikut :

Diketahui:

  • Konsumsi daya 10 buah lampu = 45.000 Watt
  • Konsumsi daya kulkas = 600 Watt
  • Konsumsi daya 2 buah AC = 24.000 Watt
  • Konsumsi daya rice cooker = 3000 Watt
  • Konsumsi daya TV = 300 Watt

Konsumsi daya total dalam 1 hari = 45.000+600+24.000+3000+300 = 72.900 Watt atau 72, 9 kWh.

Katakanlah bangunan tersebut menggunakan daya listrik golongan 440 VA dengan ketentuan tarif listrik per kWh adalah 1.467,26. Untuk bisa menghitung tarif listrik atau total biaya listrik harian bangunan tersebut bisa dengan hitungan berikut.

72,9 Kwh x Rp 1.467,26 =  106.963,254

Lalu, apabila dibulatkan dalam sebulan, jumlah tagihan listrik Anda adalah sebagai berikut :

106.963,254 × 30 hari =  3.208.897,56 atau apabila dibulatkan menjadi Rp 3.208. 898 .

Kesimpulan

Bagaimana, cara menghitung daya listrik 3 phase  ternyata tidak terlalu sulit bukan? Bisa dikatakan menghitung biaya atau daya instalasi listrik 1 phase maupun 3 phase tidak jauh berbeda. Yakni Anda hanya perlu mengetahui berapa besar daya yang dibutuhkan oleh sebuah perangkat elektronik untuk dapat beroperasi.

Setelah itu kemudian memperkirakan berapa lama waktu pemakaian dari alat listrik tersebut untuk mengetahui total daya yang dikeluarkan dalam satu hari. Selanjutnya Anda tinggal mengalikannya dengan tarif dasar listrik yang digunakan.

Dimana golongan tarif dasar listrik ini besarnya juga perlu disesuaikan dengan penggunaan daya listrik yang ada pada instalasi tersebut. Bagaimana, sudah siap mencoba menghitung tarif listrik rumah atau bangunan Anda sekarang?

Tinggalkan komentar