Amperemeter: Pengertian, Fungsi, Gambar Bagian, Cara Kerja

Jika Anda terbiasa dengan dunia kelistrikan, pasti sudah tidak asing dengan alat yang bernama amperemeter, bukan? Dimana alat ukur yang satu ini memiliki peran yang cukup penting untuk kebutuhan kelistrikan.

Dengan amperemeter, Anda dapat mengukur seberapa besar arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Jadi, besar-kecilnya kuat arus yang terdapat pada jaringan listrik dapat dibaca menggunakan alat yang satu ini.

Mari ketahui lebih lanjut mengenai apa itu amperemeter. Tidak hanya tentang pengertiannya secara umum saja, tetapi juga fungsi, cara kerja, dan juga cara menggunakan dan membacanya.

Simak informasi selengkapnya pada artikel berikut ini!

Pengertian Amperemeter

amperemeter adalah
Gambar amperemeter

Amperemeter adalah alat yang difungsikan untuk pengukuran tingkat arus listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian.

Pada umumnya, amperemeter terbuat dari resistensi shunt serta mikroamperemeter yang disusun secara seri. Penggunaan shunt dan mikroampetemeter ini fungsinya untuk proses deteksi tingkatan besar kecilnya tegangan arus listrik yang terdapat pada rangkaian.

Dengan adanya amperemeter, maka akan mempermudah teknisi untuk melakukan pengecekan jaringan listrik. Hal ini karena mengetahui besar kecilnya kuat arus yang mengalir di dalamnya.

Fungsi Amperemeter

fungsi amperemeter
fungsi amperemeter adalah

Fungsi amperemeter secara umum adalah untuk mendeteksi tegangan listrik. Namun, amperemeter hanya dapat berfungsi untuk mengukur arus listrik pada rangkaian tertutup saja.

Untuk mengukur kuat arus, amperemeter biasanya dipasang secara seri serta perlu dipasang dengan resistensi shunt.

Untuk fungsi pemasangan resistensi shunt disini adalah agar kemampuan alat tersebut untuk melakukan pengukuran menjadi lebih besar.

Mengenal Setiap Bagian Ampere Meter

bagian-bagian amperemeter
Gambar bagian-bagian amperemeter

Selang mengetahui pengertian dan fungsi dari amperemeter. Untuk lebih memahami mengenai alat ukur jenis amperemeter, Anda juga perlu mengetahui bagian-bagian amperemeter.

Adapun bagian-bagian komponen yang menyusun amperemeter adalah:

  1. Galvanometer.
  2. Batas ukur.
  3. Terminal positif dan negatif.
  4. Jarum penunjuk atau pointer.
  5. Skala maksimum.
  6. Resistensi shunt.

Simak penjelasan lebih detail dari setiap bagian-bagian amperemeter dibawah ini.

  1. Galvanometer

Galvanometer adalah komponen utama amperemeter yang fungsinya untuk melakukan proses ukur dari tingkatan arus listrik. Lebih menariknya lagi komponen ini teruji melakukan pengukuran dengan tingkat ketelitian tinggi.

Komponen ini juga terdiri dari beberapa susunan, yakni inti besi, kemudian diselimuti oleh kumparan yang terbuat dari kawat yang sangat halus.

Pada amperemeter, komponen galvanometer disusun secara seri bersama dengan resistor dan juga hambatan. Tujuannya adalah agar batas ukur yang dimilikinya menjadi lebih besar.

Galvanometer bekerja dengan sistem hukum Lorentz. Ketika arus listrik mengaliri koil atau kumparan, maka inti besi akan berfungsi sebagai magnet dan melakukan penarikan.

Selanjutnya inti besi akan berputar dan secara otomatis akan membuat jarum penunjuk mulai bergerak. Setelah proses ukur selesai maka jarum akan berhenti pada skala yang terdapat pada layar display.

  1. Batas Ukur

Batas ukur merupakan nilai maksimal yang terdapat pada setiap amperemeter. Nilai maksimal ini nantinya akan menunjukan nilai tertinggi yang dapat diukur menggunakan amperemeter.

  1. Terminal Positif dan Negatif

Pada amperemeter, terdapat juga kompenen yang bernama terminal positif dan terminal negatif. Dimana terminal positif berfungsi untuk input positif, sedangkan terminal negatif digunakan untuk output negatif.

  1. Jarum Penunjuk atau Pointer

Jarum penunjuk sering disebut juga dengan istilah pointer. Hal ini karena fungsinya sendiri adalah untuk menunjukkan nilai hasil pengukuran pada amperemeter jenis analog.

Karena pada versi digital hasil pengukuran ditunjukkan dengan angka sehingga tidak membutuhkan adanya pointer sebagai bagian dari komponen amperemeter.

  1. Skala Maksimum

Skala maksimum berfungsi untuk menampilkan batas nilai tertinggi. Pada skala maksimum, ada beberapa metode yang digunakan untuk membaca amperemeter. Jika melakukan pengukuran untuk kuat arus, maka metode pembacaan amperemeter skala nilainya dilihat dari arah kiri ke kanan.

Sedangkan jika melakukan pengukuran nilai resistansi atau hambatan, maka sebaliknya metode pembacaan skala nilainya dilihat dari kanan ke kiri.

  1. Resistensi Shunt

Komponen amperemeter yang selanjutnya adalah resistensi shunt. Dimana resistensi shunt merupakan bagian amperemeter yang difungsikan untuk menciptakan jalur hambatan.

Hal ini tujuannya supaya arus listrik yang terdapat pada rangkaian memungkinkan tetap mengalir ke titik lain.

Resistensi shunt dipasang dengan tujuan untuk memperbesar batas ukur, serta memperluas penyimpangan. Nilai resistansi yang dihasilkannya adalah sama dengan atau kurang dari 1 ohm.

Cara Kerja Amperemeter

cara kerja amperemeter
Gambar cara kerja amperemeter

Cara kerja amperemeter adalah dengan sistem gaya magnetis dan gaya Lorentz. Yang mana umumnya di dalamnya akan terdapat kumparan berlapis.

Kumparan inilah yang nantinya dapat bekerja dengan memanfaatkan medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik pada kumparan.

Adapun cara kerja amperemeter adalah:

  • Ketika amperemeter dialiri dengan arus listrik, maka hal ini akan memicu terjadinya medan magnet.
  • Arus listrik mengalir melalui kumparan, maka akan sampai pada inti besi serta menimbulkan reaksi magnetik pada komponen tersebut.
  • Medan magnet akan membuat inti besi berputar, kemudian secara otomatis jarum penunjuk mulai bergerak hingga nantinya berhenti pada titik skala yang sesuai dengan hasil pengukuran.
  • Laporan hasil pengukuran ini nantinya dapat pengguna lihat pada layar display amperemter.
  • Untuk memperbesar kemampuan amperemeter dalam melakukan pengukuran amperemeter, ternyata juga memungkinkan untuk ditambahkan dengan hambatan shunt.
  • Tujuan adanya jalur hambatan ini dibuat adalah untuk memperbesar simpangan yang dihasilkan sehingga memperluas batas ukur alat tersebut.
  • Karena semakin besar arus yang mengalir, maka semakin luas simpangannya. Dengan demikian, secara otomatis maka batas ukur pada amperemeter juga akan semakin tinggi.

Jenis Amperemeter Berdasarkan Metode Pembacaannya

Jenis amperemeter tentu saja terus mengalami pengembangan versi. Setiap jenis amperemeter akan mempunyai spesifikasi dan cara kerjanya masing-masing.

Adapun jenis amperemeter berdasarkan metode pembacaannya dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

  1. Amperemeter Analog.
  2. Amperemeter Digital.

Untuk mengetahui perbedaan dari kedua jenis amperemeter tersebut, maka Anda dapat simak penjelasan selengkapnya yang ada dibawah ini.

1. Amperemeter Analog

amperemeter analog
amperemeter analog

Amperemeter versi analog merupakan alat ukur yang metode pembacaannya dilihat dari skala yang ditunjukan oleh pointer (jarum penunjuk). Amperemeter analog juga dibedakan menjadi dua.

  • Amperemeter AC
  • Amperemeter DC

Adapun pembahasan mengenai kedua jenis amperemeter analog adalah:

  • Amperemeter AC

Jenis amperemeter analog yang satu ini merupakan alat ukur yang digunakan untuk rangkaian listrik AC dan biasanya dipasang dengan menggunakan susunan seri.

  • Amperemeter DC

Amperemeter DC merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tegangan DC. Sebenarnya masih sama seperti yang sebelumnya, alat ini juga harus dipasang secara seri ketika melakukan pengukuran.

2. Amperemeter Digital

amperemeter digital
amperemeter digital

Berbeda dengan versi analog, cara membaca amperemeter digital bisa melihat langsung hasil pengukuran dalam bentuk angka.

Jadi, pembacaan nilai hasil pengukurannya pada amperemeter digital tergolong lebih mudah. Hal ini karena pengguna hanya perlu melihat dan membaca deretan angka yang tertera pada display saja.

Jenis Amperemeter Berdasarkan Sistem Kerjanya

Selain berdasarkan metode pembacaannya, jenis amperemeter juga dibedakan berdasarkan sistem kerjanya.

Berikut ini bahasan mengenai beragam jenis amperemeter berdasarkan cara kerjanya :

1. Hook

Jenis amperemeter dengan tipe hook memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya yaitu karena dianggap lebih mudah untuk digunakan.

Hook dapat digunakan untuk mengukur jenis arus bolak-balik. Selain itu juga lebih praktis karena dapat melakukan pengukuran secara instan.

Jadi ketika akan melakukan pengukuran, pengguna tidak perlu membuka atau mengganggu rangkaian terlebih dahulu.

Hal ini karena hook dapat digunakan secara langsung dengan cara ditempelkan pada objek yang nantinya akan diukur. Bagaimana, sangat praktis dan memudahkan penggunanya, bukan?

2. Elektromekanis

Tipe elektromekanis bekerja dengan sistem elektromekanis. Jadi pengukuran dilakukan dengan melihat interaksi mekanis yang terjadi antara arus dengan medan magnet.

Selain itu, interaksi mekanis juga dapat terjadi pada konduktor yang dialiri dengan arus listrik.

2. Termal

Jenis amperemeter termal bekerja dengan sistem ekspansi. Yaitu dengan melihat ekspansi yang terdapat pada konduktornya.

Jadi derajat panas yang dihasilkan pada termal nantinya akan sebanding dengan kuadrat arus yang terdapat pada rangkaian tersebut.

Cara Menggunakan Amperemeter

Cara Menggunakan Amperemeter
Cara Menggunakan Amperemeter

Jika belum terbiasa melakukan pengukuran menggunakan amperemeter, pasti banyak orang yang kurang begitu paham mengenai bagaimana cara membaca amperemeter.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penggunaan amperemeter, ada beberapa cara untuk membaca amperemeter yang dapat Anda lakukan.

Simak penjelasannya berikut:

1. Cara Menggunakan Amperemeter Tanpa Clamp Ampere

Untuk penggunaan amperemeter, ternyata ada yang menggunakan clamp ampere dan tentu saja ada yang tidak. Untuk versi tanpa clamp ampere, biasanya ini didapati pada jenis amperemeter dengan versi analog.

Berikut ini beberapa langkah untuk membaca nilai arus menggunakan amperemeter tanpa clamp ampere:

  • Pertama-tama, amperemeter dipasang dengan susunan seri pada beban.
  • Mulai atur knob sesuai dengan perkiraan batas ukur yang paling mendekati. Sesuaikan juga dengan jenis benda yang nantinya akan diukur.
  • Tentukan range batas ukur, lalu putar knob yang terdapat pada alat tersebut.
  • Nyalakan sumber tegangan, kemudian perhatikan pergerakan jarum penunjuk pada display.
  • Cara membaca amperemeter untuk mengetahui hasil pengukuran, perhatikan berapa nilai yang ditunjukkan oleh pointer.

2. Cara Menggunakan Amperemeter Dengan Clamp Ampere

Clamp ampere biasanya didapati pada amperemeter dengan jenis digital. Kelebihan jenis digital ini yaitu Anda dapat tetap melakukan pengukuran tanpa harus memutuskan rangkaian listrik.

Jadi, alat dapat langsung ditempelkan pada kabel pada saat mengukur arus listrik yang terdapat di dalamnya. Simak langkah-langkah menggunakan amperemeter digital berikut ini :

  • Untuk melakukan pengukuran, sesuaikan terlebih dahulu range dengan perkiraan batas ukur yang sesuai.
  • Letakkan kabel pada rangkaian yang nantinya akan diukur.
  • Kemudian pada display akan muncul angka yang menjadi penentu hasil pengukuran.

Kesimpulan

Amperemeter adalah alat yang difungsikan untuk mengukur tingkatan aliran arus listrik. Berdasarkan metode pembacaannya, amperemeter dibedakan menjadi dua yakni versi analog dan digital.

Yang mana dalam sistem operasinya membutuhkan adanya pemasangan dengan susunan seri bersama dengan resistensi shunt.

Tujuan pemasangan seperti ini adalah agar batas ukur alat tersebut semakin luas dan kemampuan pengukuran pun semakin meningkat.

Kurang lebih itulah pembahasan mengenai amperemeter mulai dari pengertian, fungsi, cara kerja serta tutorial penggunaan dan cara membacanya. Semoga ulasan di atas cukup membantu, ya?

Satu pemikiran pada “Amperemeter: Pengertian, Fungsi, Gambar Bagian, Cara Kerja”

Tinggalkan komentar