Amplifier: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis dan Bagiannya

Penggunaan amplifier sebenarnya sering kita temukan sehari – hari. Terutama untuk penggunaan perangkat elektronik berbasis audio. Misalnya seperti televisi, radio, speaker, MP3, dan lain sejenisnya.

Fungsi dari alat tersebut adalah untuk menguatkan sinyal suara. Selain itu juga membuat kualitas suara yang dihasilkannya menjadi terdengar lebih baik.

Nah, pembahasan mengenai apa fungsi amplifier secara lengkap akan dikupas tuntas kali ini. Tidak hanya itu, mulai dari pengertian, cara kerja serta bagian-bagian penyusun amplifier juga bisa disimak melalui bahasan berikut.

Pengertian Amplifier

amplifier adalah
amplifier adalah

Amplifier adalah perangkat elektronik yang berfungsi untuk menghasilkan stereo yang jernih dengan kualitas bagus.

Dengan adanya amplifier, suara yang berasal dari sumber tertentu akan ditangkap. Setelah itu kemudian diubah menjadi arus listrik berfluktuasi yang kekuatannya ditingkatkan berkali-kali.

Itulah mengapa dari segi hasilnya, akan didapatkan sinyal keluaran dengan suara yang lebih jelas, kuat, dan juga lebih baik kualitas audionya.

Dalam penggunaannya, amplifier sering dipakai untuk beberapa kebutuhan. Salah satunya dipakai pada beragam alat elektronik seperti televisi, radio, komputer, MP3, mikrofon dan lain-lain.

Fungsi Amplifier

Fungsi Amplifier
Fungsi Amplifier

Dalam acara musik atau konser, kita biasanya akan mendengar suara dari seorang penyanyi atau pembawa acara yang berbicara melalui pengeras suara, bukan?

Dimana ketika mereka berbicara atau bernyanyi, suara yang dihasilkan terdengar lebih jelas, keras, dan juga jernih. Padahal disekelilingnya didominasi dengan suara berisik.

Hal itu dapat terjadi salah satunya adalah karena fungsi amplifier. Dimana alat tersebut menangkap suara inti dari satu sumber, kemudian mengubahnya menjadi output yang lebih jernih, jelas dan juga nyaman didengar.

Namun selain itu, apa saja sebenarnya fungsi dan kegunaan dari alat tersebut?

Fungsi Amplifier adalah:

  1. Mengatur Karakteristik Suara.
  2. Mengatur Kesesuaian Output.
  3. Penguat Suara.

Untuk lebih jelasnya terkait dengan masing-masing fungsi dari amplifier diatas, Mari kita bahas selengkapnya berikut ini.

1. Mengatur Karakteristik Suara

Fungsi amplifier yang pertama adalah dapat digunakan untuk mengatur karakteristik suara. Jadi dengan adanya alat tersebut, Anda dapat melakukan pengaturan terhadap karakteristik suara yang dihasilkan nantinya.

Pengaturan ini dilakukan dengan cara mengatur komposisi dari bass, volume, belence, treble, midle dan juga gain. Dengan pengaturan tersebut, komposisi sinyal suara yang dihasilkan nantinya dapat diatur oleh pengguna supaya kualitasnya dapat ditentukan sesuai dengan karakteristik yang Anda harapkan.

2. Mengatur Kesesuaian Output

Pada amplifier, Anda juga dapat mengatur kesesuaian output yang dihasilkan oleh alat tersebut.

Dengan adanya komponen pre-amp yang terdapat didalamnya, alat ini akan memproses sinyal suara yang masuk. Kemudian gelombang suara tersebut diubah menjadi output yang sama seperti aslinya namun dengan kualitas dan karakter yang lebih kuat.

3. Penguat Suara

Selanjutnya, amplifier juga dapat difungsikan sebagai pengeras suara. Sinyal suara yang ditangkap oleh perangkat tersebut, kemudian akan dikonversikan menjadi sinyal listrik agar tegangannya naik.

Selanjutnya ketika tegangan sinyal listrik sudah naik,maka suara yang keluar pun akan menjadi lebih kuat, jernih dan juga jelas.

Cara Kerja Amplifier

Cara Kerja Amplifier
Cara Kerja Amplifier

Cara kerja amplifier pada umumnya terdiri dari 3 tahapan, yaitu:

  1. Tahap Penguatan Tegangan.
  2. Tahap Driver.
  3. Tahap Output.

Berikut ulasan selengkapnya mengenai cara kerja dari ampliflier.

1. Tahap Penguatan Tegangan

Cara kerja yang pertama yaitu dari tahap penguatan tegangan. Jadi pada saat amplifier mendapatkan sinyal input dari sumbernya, maka alat tersebut akan memproses tegangan yang diterimanya agar dapat diubah menjadi tegangan yang  lebih kuat.

Pada saat itu, tegangan input yang diterima akan dikirim menuju catu daya. Kemudian pada catu daya, sinyal yang diterima akan diubah. Jadi, sinyal input yang tadinya berupa sinyal dari arus bolak-balik, maka akan diubah menjadi arus searah dan kamudian akan diteruskan menuju transistor.

2. Tahap Driver

Tahap driver merupakan tahapan yang selanjutnya dari cara kerja amplifier.  Dimana pada proses ini, amplifikasi tegangan dan juga tahap output akan dihasilkan. Pada tahap driver, mula-mula arus yang dikirim dari catu daya akan diarahkan pada transistor.

Kemudian transistor akan membiarkan arus tersebut mengalir didalamnya. Ketika transistor dialiri dengan arus yang besar, maka kemudian amplifikasi tegangan yang lebih besar pun dapat dihasilkan didalamnya.

3. Tahap Output

Tahap yang terakhir disebut juga sebagai tahap output. Tahap output menjadi penentu seberapa besar arus yang dikeluarkan melalui speaker sehingga nantinya dapat menghasilkan kontrol volume yang diperoleh sebagai sinyal output pada sebuah amplifier.

Bagian-Bagian Amplifier

Untuk dapat bekerja dengan baik, amplifier juga mengandalkan cara kerja dari beragam komponen yang penyusun di dalamnya. Berikut bagian-bagian amplifier yang perlu Anda ketahui :

1. Trafo

Trafo sering disebut juga dengan istilah transformator. Trafo merupakan komponen yang fungsinya untuk menghasilkan sumber daya yang menyuplai arus pada sebuah amplifier. Trafo berfungsi untuk mengubah tegangan AC yang didapatkan dari sumber listrik, menjadi tegangan yang dibutuhkan oleh amplifier.

Umumnya catu daya yang terdapat pada alat tersebut, akan menghasilkan 3 jenis tegangan. Yaitu tegangan negatif, tegangan positif dan juga tegangan netral.

Ketiga jenis tegangan tersebut merupakan komponen yang berfungsi membantu amplifier untuk memasok daya besar. Dimana nantinya output yang dihasilkan juga memiliki gelombang suara yang besar pula.

2. Kapasitor

Kapasitor merupakan komponen yang berfungsi untuk mempengaruhi karakter dan kualitas suara yang dihasilkan oleh sebuah amplifier.

Kapasitor merupakan komponen yang berfungsi untuk menyaring sinyal suara yang masuk. Lalu kemudian menyimpannya dan menyaringnya agar arus listrik yang bergelombang menjadi rata.

Kapasitor memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Intinya, semakin besar kapasitasnya, maka sinyal suara yang dihasilkan juga akan semakin jernih dan bagus.

3. Tone Kontrol

Selanjutnya, ada juga komponen yang bernama tone kontrol. Dimana tone kontrol merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur frekuensi suara yang berasal dari input. Tone kontrol memiliki fungsi untuk mengatur amplitudo dari sinyal audio yang diproses di dalam amplifier.

Tone kontrol juga memudahkan kita untuk melakukan pengaturan terhadap output yang dihasilkan oleh amplifier. Beberapa fungsinya yakni mulai dari mengatur volume, bass, balance, middle, dan juga treble.

Pada amplifier, umumnya tone kontrol yang digunakan terdiri dari dua jenis. Keduanya yaitu ada yang menggunakan metode pasif dan juga metode aktif.

4. Sanken

Sanken ini juga sering disebut dengan istilah lain, yakni transistor final. Dimana alat ini juga merupakan komponen yang sering ditemukan pada amplifier.

Pada rangkaian amplifier, transistor final biasanya akan dialiri dengan arus positif (+) dan juga arus negatif (-). Pada amplifier, setidaknya dibutuhkan 2 buah sanken. Untuk peran dari sanken atau transistor final ini sendiri adalah sebagai alat penguat daya.

Cara kerja dari komponen ini bisa dibilang acukup rumit sehingga dalam penggunaannya, juga dibutuhkan adanya komponen pendingin (heatsink).

Penggunaan heatsink disini adalah untuk menghindarkan sanken dari resiko overheat. Atau mudahnya yakni resiko terjadinya kondisi panas yang sangat berlebih akibat pemakaian dengan intensitas tertentu.

Jenis Amplifier yang Umum Digunakan

Jenis Amplifier
Jenis Amplifier

Jenis amplifier pada umumnya dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu:

  1. Power Amplifier OT (Output Transformer).
  2. Power Amplifier OTL (Output Transformer Less).
  3. Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less).
  4. Power Amplifier OCL (Output Capacitor Less).

Berikut ini pembahasan mengenai jenis amplifier yang paling umum digunakan :

1. Power Amplifier OT (Output Transformer)

Jenis amplifier yang pertama adalah tipe OT (Output Transformers). Jenis yang satu ini merupakan amplifier yang memiliki respon frekuensi dengan range kualitas menengah.

Hal tersebut karena amplifier tipe OT (Output Transformers memiliki respon frekuensi dengan range menengah biasanya nada bass yang dihasilkan oleh bagian suara reproduksinya masih kurang bagus.

Namun meskipun demikian, amplifier tipe OT juga memiliki kelebihan. Salah satunya yaitu memiliki ketahanan terhadap shot circuit di akhir sehingga membuat bagian loudspeaker dari alat tersebut lebih awet.

Ciri khas lain yang dimiliki oleh amplifier OT adalah adanya trafo yang menjadi penghubung antara beban penguat suara dengan kopling.

Untuk pemakaiannya sendiri, Output Transformer sering digunakan untuk mikrofon atau pengeras suara. Misalnya saja pengeras suara yang dipakai untuk pidato dan berceramah dan keperluan sejenisnya.

2. Power Amplifier OTL (Output Transformer Less)

Amplifier OTL merupakan penguat suara yang bekerja menggunakan jenis tegangan non simetris. Bisa dikatakan ini berkebalikan dengan jenis OT (Output Transformer) yang menggunakan transformer sebagai kopling, ya?

Jenis amplifier yang satu ini tidak menggunakan transformer sebagai kopling. Namun, ampli tipe OTL dilengkapi dengan kapasitor besar untuk menstabilkan tegangan listrik yang dimilikinya.

Kapasitor yang digunakan biasanya adalah kapasitor jenis elco yang memiliki polaritas positif dan negatif. Nilainya yang dimilikinya juga bisa dibilang besar, bahkan bisa mencapai hingga lebih dari 1000µF.

3. Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)

Selanjutnya yakni power amplifier BTL (Bridge Transformer Less). Yang mana merupakan rangkaian penguat suara yang menggunakan dua buah amplifier. Jadi, dua amplifier tersebut dibuat dengan cara disatukan menggunakan sistem bridge.

Kelebihan dari sistem bridge adalah karenanya menggunakan dua buah amplifier sekaligus. Tentu saja untuk urusan kualitas sinyal amplitudo yang dihasilkannya pun menjadi sangat bagus.

Jadi, sinyal amplitudo yang dihasilkan oleh alat tersebut memiliki kualitas dua kali lebih kuat. Terutama jika dibandingkan dengan alat sejenisnya yang hanya memakai satu amplifier saja.

Meskipun demikian, ternyata power amplifier BTL (Bridge Transformer Less) juga tidak luput dari adanya kekurangan. Salah satunya yakni  adanya resiko terbakar jika kondisinya menjadi sangat panas. Karena power amplifier BTL (Bridge Transformer Less) terbilang cepat panas, tentu sangat dianjurkan adanya  penggunaan heatsink.

Dimana heatsink merupakan pendingin yang dipasang untuk mengurangi panas, serta mencegah IC dari resiko terbakar.

4. Power Amplifier OCL (Output Capacitor Less)

Jenis amplifier tipe OCL merupakan alat yang sering digunakan sebagai penguat daya dengan amplitudo besar. Oleh karenanya, OCL membutuhkan catu daya simetris untuk dapat bekerja.

Selain itu pada amplifier tersebut, salah satu dari ujung juga akan dihubungkan dengan CT transformator. Mengapa harus dihubungkan dengan CT transformator?

Tujuannya adalah agar sumber tegangan yang dihasilkan menjadi lebih besar. Kemudian dapat menghasilkan suara bass yang lebih kuat, aman, serta nilai outputnya pun memiliki kualitas audio yang lebih baik.

Cara Memilih Amplifier Yang Bagus

Cara Memilih Amplifier Yang Bagus
Cara Memilih Amplifier Yang Bagus

Amplifier merupakan alat yang memiliki peran sebagai penguat sinyal suara. Alat tersebut juga tersedia dalam 2 tipe, yaitu tipe mono dan juga stereo.

Amplifier mono merupakan penguat sinyal suara yang mempunyai jalur input dan output berjumlah satu serta bekerja menguatkan sinyal satu jalur saja. Sedangkan untuk tipe stereo, alat tersebut memiliki 2 jalur audio. Dan tentu saja memiliki 2 jalur input dan juga 2 jalur output.

Pada saat akan membelinya, apa kira-kira yang harus menjadi pertimbangan? Berikut beberapa tips mengenai cara memilih amplifier yang bagus :

1. Pilih Fitur yang Paling Sesuai Dengan Kebutuhan

Pertama, pilih amplifier yang memiliki fitur sesuai kebutuhan. Amplifier yang banyak beredar di pasaran menawarkan berbagai kelebihan dan juga fitur yang diunggulkan.

Sebelum membeli, pastikan untuk membaca spesifikasi serta keunggulan apa saja yang ditawarkan oleh produk tersebut. Dengan begitu maka Anda dapat menyesuaikan dengan aspek-aspek yang dibutuhkan.

2. Sesuaikan Dengan Luas Ruangan

Membeli amplifier, sebaiknya juga menyesuaikan dengan luas ruangan dimana benda tersebut akan ditempatkan nantinya.

Semakin luas ruangan, semakin besar daya yang dibutuhkan untuk memaksimalkan fungsinya. Selain itu untuk memaksimalkan fungsinya, Anda juga dapat menggunakan lebih dari satu amplifier.

Namun  jika pembelian dimaksudkan untuk kebutuhan rumahan, maka amplifier dengan daya 10 watt saja sudah cukup memadai. Lain halnya jika itu dimaksudkan untuk kebutuhan pertunjukan atau konser, Anda tentu saja akan membutuhkan daya yang lebih besar.

3. Sesuaikan Bentuknya

Amplifier sekarang ini sudah didesain dengan aneka bentuk yang unik. Jadi, tidak hanya tersedia dalam bentuk kotak saja seperti versi jaman dulu.

Alat tersebut juga tersedia dalam berbagai bentuk lainnya. Bahkan ada yang berukuran mini, hingga portabel. Jadi pada saat ingin membelinya, Anda dapat menyesuaikan model dan bentuknya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

Kesimpulan

Amplifier adalah rangkaian yang digunakan untuk memperbesar gelombang input sehingga dapat menghasilkan nilai output yang berkualitas lebih bagus dibandingkan aslinya.

Amplifier biasanya digunakan untuk perlengkapan jenis audio. Fungsinya adalah untuk menghasilkan kualitas suara yang lebih besar, jelas dan juga lebih jernih.

Sebelum membeli, ketahui jenis-jenis amplifier serta kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya untuk menentukan tipe amplifier mana yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

Tinggalkan komentar