Speaker: Pengertian, Fungsi, Jenis, Bagian, Cara Kerja

Speaker merupakan alat elektronik yang cukup populer dan sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, fungsi speaker adalah untuk menghasilkan dan juga mengeraskan volume suara.

Jadi karena fungsi dan kegunaannya tersebut, maka alat ini sering didapati pada berbagai piranti elektronik. Mulai dari komputer, hp, radio, sound system dan berbagai perangkat berbasis audio lainnya.

Mari kupas tuntas mengenai apa itu speaker mulai dari pengertian, fungsi, jenis dan juga cara kerjanya pada artikel berikut ini. Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Speaker

Pengertian Speaker
Pengertian Speaker
Speaker adalah sejenis hardware atau perangkat keras yang berfungsi untuk membuat gelombang audio, kemudian mengubahnya menjadi output suara yang dapat ditangkap oleh telinga manusia.

Untuk mengubah audio menjadi output suara, speaker memanfaatkan bagian yang berupa membran atau penggetar.

Dengan adanya membran penggetar ini, maka frekuensi audio yang berasal dari gelombang listrik akan masuk pada bagian membrane hingga kemudian menggetarkan udara di dalamnya.

Selanjutnya, membran dari speaker akan menghasilkan sumber suara. Membran juga akan membuat sebuah piranti elektronik dapat meningkatkan kualitas audio dengan lebih maksimal.

Fungsi Speaker

Fungsi Speaker
Fungsi Speaker

Pada dasarnya, speaker merupakan susunan komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah gelombang listrik menjadi suara. Namun selain mengubah energi listrik menjadi suara, alat tersebut juga memiliki fungsi lainnya juga.

Diantaranya fungsi dari speaker yaitu untuk membuat gelombang audio menjadi lebih besar volumenya sehingga output suara yang dihasilkan pun menjadi lebih keras. Dengan begitu suara yang keluar dapat terdengar hingga jangkauan yang lebih luas.

Jadi sangat bisa disimpulkan jika fungsi speaker yang paling umum yaitu sebagai pengeras suara. Speaker sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Misalnya saja untuk kebutuhan sound system, speaker pada mobil, radio dan berbagai perangkat elektronik dengan output berupa suara lainnya.

Sejarah Speaker

Sejarah Speaker
Sejarah Speaker

Sebagai pengeras suara, speaker ternyata pertamakali dipublikasikan pada tahun 1898. Pada saat itu, Horace Short membuat speaker sederhana yang terbuat dari kompresor udara. Setelah dibuat pertamakali oleh Horace Short, penemuan tersebut kemudian dijual kepada Charles Parsons.

Pada tahun 1910, prototipe sederhana tersebut kemudian di klaim dan dipatenkan oleh Charles Parsons. Dari sinilah rangkaian speaker terus mengalami pengembangan.

Hingga kemudian pada tahun 1924, speaker mulai mengalami banyak kemajuan pesat. Diantaranya yaitu dengan penambahan komponen loadspeaker oleh doktor yang bernama Walter H. Schottky.

Penambahan loadspeaker dibuat dengan memanfaatkan elektromagnetik yang terbuat dari energize driver dan lilitan. Dimana perpaduan ini merupakan sarana penghasil arus listrik utama yang digunakan untuk loadspeaker.

Seiring waktu, speaker memiliki banyak perkembangan yang semakin beragam. Mulai dari penggunaan amplifier, penambah arus AC dan berbagai komponen lainnya yang lebih kompleks ditambahkan pada perangkat tersebut.

Hingga sekarang, kita bisa mendapati speaker dengan sistem yang lebih modern. Bahkan ada yang sudah tidak memerlukan jaringan listrik konvensional lagi. Hal tersebut bisa terjadi karena sudah dilengkapi dengan sistem nirkabel atau wireless.

Bagian – bagian Speaker

Bagian-bagian Speaker
Bagian-bagian Speaker

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai apa itu speaker dan juga cara kerjanya, terlebih dahulu kita akan membahas mengenai bagian-bagian speaker.

Bagian-bagian speaker adalah:

  1. Magnet
  2. Conus
  3. Kumparan
  4. Membran
  5. Casing

Simak ulasan lengkapnya terkait dengan masing-masing bagian dari speaker berikut ini :

1. Magnet

Magnet merupakan salah satu komponen yang terdapat pada speaker. Magnet berfungsi untuk menciptakan medan magnet melalui proses induksi.

Proses kerjanya dimulai ketika dua buah magnet yang terdapat pada speaker saling bergesekan. Dimana gesekan tersebut akan menghasilkan medan magnet dan juga aliran listrik.

2. Conus

Komponen bernama conus berfungsi untuk menghasilkan gelombang. Dimana gelombang yang dihasilkan oleh conus berasal dari pergesekan udara yang terdapat pada komponen tersebut.

Selain dihasilkan dari pergesekan udara, gelombang juga dihasilkan dari pergerakan arus induksi yang berasal dari kumparan. Hasil pergerakan gelombang yang terdapat pada conus inilah yang nantinya akan menghasilkan suara serta tertangkap oleh indera pendengaran kita.

3. Kumparan

Kumparan berfungsi untuk menghubungkan komponen conus dengan arus hasil induksi. Kumparan sendiri merupakan komponen yang terbentuk dari kumpulan serangkaian magnet.

Ketika serangkaian magnet sudah mengalami proses induksi, maka magnet tersebut akan menghasilkan arus. Lalu selanjutnya arus yang berasal dari medan magnet ini kemudian akan dihubungkan ke conus oleh kumparan.

4. Membran

Membran merupakan komponen yang berfungsi untuk menerima arus induksi yang berasal dari kumparan. Arus induksi berasal dari adanya gesekan antara magnet dengan kumparan.

Lalu oleh membran, energi yang dihasilkan dari pergesekan tersebut akan diproses kemudian diubah menjadi getaran. Nah getaran ini kemudian nantinya akan diubah menjadi output suara yang bisa didengar oleh manusia.

5. Casing

Casing merupakan komponen terluar dari speaker. Komponen casing juga memiliki peranan yang tidak kalah penting. Karena fungsi utamanya yakni untuk melindungi setiap komponen lain yang terdapat di dalamnya.

Karena berfungsi sebagai pelindung, casing biasanya dibuat menggunakan material yang kuat. Material yang biasa digunakan untuk membuat casing diantaranya adalah seperti logam, composite, plastik dan lain sebagainya.

Bagaimana Cara Kerja Speaker?

Cara Kerja Speaker
Cara Kerja Speaker
Cara kerja speaker adalah sebagai pengubah daya. Yaitu mengubah daya listrik yang terdapat pada perangkat menjadi energi suara yang dapat ditangkap oleh pendengaran manusia.
  • Untuk dapat mengubah gelombang listrik menjadi suara, speaker membutuhkan komponen yang bernama transduser sebagai penguat.
  • Ketika sinyal listrik yang berasal dari pergesekan magnet masuk ke dalam speaker, maka hal tersebut akan memicu terjadinya arus induksi. Proses selanjutnya arus induksi akan masuk ke dalam membran, kemudian pada membran arus akan diubah menjadi getaran.
  • Dan masuk pada tahapan lanjutan yakni saat getaran di dalam membran mulai memicu munculnya gelombang bunyi. Mulai dari bunyi dengan volume sedang yang bisa didengar oleh manusia maupun berbentuk pengeras suara dengan jangkauan yang lebih luas.

Jenis – jenis Speaker

Jenis-jenis Speaker
Jenis-jenis Speaker

Speaker dibedakan menjadi berbagai macam jenis, dimana masing-masing jenisnya memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri.

Berikut jenis-jenis speaker paling umum penggunaannya yang perlu Anda ketahui adalah:

  1. Midrange.
  2. Full Range.
  3. Tweeter.
  4. Woofer.
  5. Sub Woofer.

Untuk penjelaasan dari jenis-jenis speaker bisa Anda simak dibawah ini.

1. Midrange

Midrange merupakan jenis yang pertama. Yang mana speaker yang satu ini memiliki kelebihan yaitu dapat menciptakan efek suara yang terdengar jelas dan juga fokus.

Midrange dibuat dengan spesifikasi yang memungkinkannya untuk menghasilkan rentang frekuensi antara 500 Hz sampai dengan 5000 Hz.

Salah satu ciri khas dari midrange lainnya adalah karena ukurannya yang kecil. Speaker ini dibuat dengan ukuran sekitar 4 sampai dengan 6 inchi saja.

Efek suara yang dihasilkan oleh midrange merupakan jenis suara vokal. Jadi, ketika menggunakan alat tersebut, maka suara vokal akan terdengar tebal dan jelas. Karenanya alat ini memiliki kemampuan untuk menangkap suara dengan frekuensi tingkat tinggi sekalipun.

2. Full Range

Selanjutnya, ada juga jenis speaker full range. Jenis yang satu ini bekerja dengan rentang frekuensi yang juga cukup lebar. Yakni umumnya dengan rentang frekuensi antara 40 Hz hingga 2 kHz.

Karena memiliki rentang frekuensi yang lebar, speaker full range dapat menghasilkan suara dengan efek tinggi dan rendah sekaligus. Untuk penggunaannya sendiri, tipe ini biasa digunakan untuk sound sistem luar ruangan.

Tujuannya adalah agar alat tersebut dapat menghasilkan suara yang jelas dan lebih keras bahkan untuk jangkauan jarak jauh sekalipun.

3. Tweeter

Tweeter juga dikenal dengan istilah treble. Dimana jenis tweeter merupakan speaker dengan versi yang terkecil. Jadi, tidak heran jika alat tersebut hanya memiliki ukuran sekitar 0,5 sampai dengan 4 inchi saja.

Selain memiliki ukuran super kecil disbanding jenis speaker lainnya, tweeter juga berfungsi untuk memproduksi batas rentang frekuensi. Dimana frekuensi suara yang dihasilkan oleh tweeter adalah antara rentang 3.500 Hz sampai dengan 20 kHz.

4. Woofer

Karena memiliki rentang frekuensi antara 40 Hz-1000 Hz, woofer juga dikenal dengan istilah speaker bass. Disebut demikian, karena woofer memang dapat menghasilkan suara dengan frekuensi yang terbilang lebih rendah.

Untuk ukurannya sendiri, woofer biasanya diproduksi dengan ukuran antara 4-12 inch. Dan untuk pengaplikasiannya sendiri biasa digunakan untuk sound system ruangan, speaker aktif dan lain sebagainya.

4. Sub Woofer

Jenis selanjutnya adalah speaker tipe sub woofer. Tipe yang satu ini memiliki bentuk dan ukuran yang lebih besar. Umumnya yakni dibuat dengan ukuran diameter antara 8-21 inchi.

Hampir sama seperti woofer, tipe sub woofer juga dapat menghasilkan suara dengan frekuensi rendah. Dimana tipe sub woofer berkerja dengan rentang frekuensi antara 20 Hz hingga 200 Hz saja.

Karena kemampuannya untuk menghasilkan suara dengan frekuensi rendah, Sub woofer juga dikenal dengan istilah speaker bass atau sub bass. Fungsi utamanya yaitu untuk menambah efek bass dari perangkat utama.

Sub woofer ini terbilang sering digunakan untuk berbagai keperluan. Diantaranya digunakan pada sound system mobil, speaker komputer dan lain sebagainya. Dijamin tipe speaker yang satu ini bisa menghasilkan output suara yang tidak hanya keras volumenya namun juga lebih nyaman di telinga.

Perbedaan Speaker Aktif dan Speaker Pasif

Perbedaan Speaker Aktif dan Speaker Pasif
Perbedaan Speaker Aktif dan Speaker Pasif

Pada sound system entertainment, kita akan mendapati berbagai macam speaker. Diantaranya jenis speaker yang dikenal adalah speaker aktif dan speaker pasif.

Banyak orang yang keliru untuk membedakan antara speaker pasif dan speaker aktif. Meskipun sama-sama berfungsi sebagai perangkat audio, namun keduanya jelas memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda.

Untuk lebih jelasnya, mari simak informasi mengenai perbedaan speaker aktif dan speaker pasif berikut ini:

Apa saja perbedaan speaker aktif dan speaker pasif?Simak ulasan selengkapnya berikut ini:

1. Komponen

Yang membedakan antara speaker aktif dengan pasif yang pertama adalah dari segi komponennya. Pada speaker aktif, Anda tidak perlu memasang komponen tambahan. Karena perangkat tersebut sudah memiliki sistem yang lengkap sehingga tidak membutuhkan perangkat tambahan untuk dapat beroperasi.

Sedangkan untuk speaker pasif, dibutuhkan perangkat tambahan yaitu ampilfier agar dapat beroperasi. Jadi untuk dapat bekerja, speaker pasif terlebih dahulu harus dicolokkan pada amplifier.

2. Penggunaan

Perbedaan yang selanjutnya adalah dari segi penggunaan. Untuk speaker aktif, kita biasa menggunakannya untuk keperluan dengan skala kecil.

Misalnya saja untuk mendengarkan lagu di rumah dan lain sebagainya. Intinya jangkauan suaranya terbilang lebih kecil dengan lingkup sekitar saja.

Sedangkan untuk speaker pasif penggunaanya lebih khusus. Misalnya ketika digunakan untuk acara-acara tertentu dengan skala yang lebih besar. Karena alat tersebut memang memberikan jangkauan suara yang lebih luas.

3. Tingkat Kepraktisan

Speaker aktif dan juga speaker pasif memiliki tingkat kerumitan yang berbeda dalam penggunaannya. Jika speaker aktif dapat dioperasikan dengan mudah, maka berbeda dengan speaker pasif memiliki tingkat pemasangan yang terbilang lebih rumit.

Inilah mengapa jenis speaker pasif hanya dapat dioperasikan oleh mereka yang terlatih atau sudah biasa menggunakannya.

4. Bentuk

Dari segi bentuknya, speaker aktif memiliki ukuran yang lebih kecil. Beberapa jenisnya bahkan di desain secara portabel agar mudah untuk dibawa ke mana-mana. Misalnya seperti speaker laptop, speaker HP, speaker bluetooth dan banyak lainnya.

Sedangkan untuk speaker pasif, bentuknya berukuran besar. Contohnya seperti jenis-jenis speaker yang digunakan pada konser, event dan lainnya.

5. Daya

Untuk dapat menjalankan fungsinya, speaker pasif harus selalu tersambung pada sumber listrik. Sedangkan untuk speaker aktif, kita tetap dapat menggunakannya meskipun tidak tersambung pada sumber listrik.

Demikian beberapa perbedaan speaker aktif dan speaker pasif. Setelah melihat perbandingannya, mungkin kita sudah bisa mengetahui bagaimana perbedaan dari keduanya, bukan?

6. Biaya

Biaya untuk membeli speaker aktif lebih murah, karena perangkat elektronik tersebut sudah di desain menyatu dengan komponen pendukung lain semisal amplifier, tone kontrol dan lain-lain.

Sedangkan untuk speaker pasif, kita perlu mengeluarkan biaya lebih banyak. Karena rangkaian pendukung untuk sound system ini lebih kompleks dan letaknya terpisah dari speaker utama.

Kesimpulan

Secara singkat, Speaker diartikan sebagai salah satu rangkaian komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara.

Selain menghasilkan bunyi, alat tersebut juga berfungsi untuk menambah volume sehingga suara yang dihasilkan menjadi lebih keras dan luas jangkauannya.

Speaker sering diaplikasikan pada beberapa piranti elektronik. Misalnya saja ditemukan pada ponsel, televisi, komputer, radio dan lain sebagainya. Bisa dikatakan speaker ini sudah menjadi salah satu alat elektronik yang hampir ada dimanapun, bukan?

Tinggalkan komentar