6 Macam Komponen Elektronika Beserta Fungsinya

Komponen elektronika merupakan penyusun dari sebuah perangkat elektronik. Masing-masing komponen yang terpasang di dalamnya nantinya didesain sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan.

Nah rangkaian dari beragam komponen inilah yang bisa membuat sebuah perangkat elektronik bisa beroperasi dengan baik.

Lalu, apa saja macam atau jenis dari komponen elektronika? Berikut ini akan kami jelaskan beberapa macam komponen elektronika lengkap dengan fungsinya.

Macam-macam Komponen Elektronika
Macam-macam Komponen Elektronika

6 macam komponen elektronika adalah :

  1. Dioda.
  2. Transistor.
  3. IC.
  4. Resistor.
  5. Kapasitor.
  6. Induktor.

Jenis Komponen Elektronika

Jenis Komponen Elektronika
Jenis Komponen Elektronika

Berdasarkan jenisnya, komponen elektronika ini dibagi menjadi dua macam yakni:

  1. Komponen elektronika aktif.
  2. Komponen elektronika pasif.

Perbedaan keduanya terletak pada kebutuhan arus eksternal. Disebut komponen elektronika aktif karena dalam mengoperasikannya membutuhkan arus eksternal, sedangkan tidak untuk komponen pasif.

Berikut ini penjelasan selengkapnya tentang kedua jenis komponen elektronika yang bisa Anda simak.

1. Komponen Elektronika Aktif

Jenis komponen elektronika aktif ini dibagi lagi menjadi tiga macam. Yakni mulai dari transistor, IC, dan dioda. Berikut ini penjelasan fungsi dari ketiga komponen tersebut.

A. Dioda

Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari material berbahan semikonduktor. Fungsi dari komponen ini yakni digunakan sebagai penghantar aliran arus listrik. Pada dioda terdapat dua terminal, yaitu negatif (Anoda) dan positif (Katoda).

Ada sepuluh macam dioda yang bisa kita temukan di pasaran, antara lain sebagai berikut.

  1. Dioda Penyearah, umum juga disebut sebagai Dioda Biasa yang mana fungsinya untuk menyearahkan atau menghentikan arus listrik dari arah yang bertolak belakang.
  2. Dioda Zener, fungsi utamanya yakni sebagai pengaman rangkaian. Hal ini karena dioda zener dapat mengubah aliran listrik menuju arah yang berlawanan saat tegangan yang diberikan melebihi kapasitas.
  3. Light Emitting Diode (LED), merupakan jenis dioda yang berfungsi untuk memunculkan cahaya monokromatik.
  4. Dioda Foto atau photo diode, dioda ini sangat peka dengan adanya cahaya. Untuk itu, dioda foto banyak dipakai dalam alat sensor.
  5. Silicon Control Rectifier (SCR), adalah jenis dioda yang berfungsi sebagai controller atau pengendali.
  6. Dioda Laser, sesuai namanya, jenis dioda satu ini mampu menyinarkan cahaya laser.
  7. Dioda Schottky, atau dioda bertegangan rendah, dimana dioda ini memiliki penurunan tegangan yang begitu rendah.
  8. Dioda Varaktor, yaitu jenis dioda yang mana nilai kapasitasnya dapat berubah sesuai besar tegangan.
  9. Dioda Bridge, sebagai jembatan untuk mengonversi arus AC (Alternacing Current) menjadi DC (Direct Current).
  10. Dioda Tunnel, dioda ini memiliki kemampuan operasi yang begitu cepat.

B. Transistor

Komponen elektronika berkarakteristik aktif selanjutnya yaitu transistor. Bagian ini sangat penting pada rangkaian elektronika. Hal ini karena keberadaannya dapat berfngsi sebagai penguat (amplifier), pembangkit sinyal (osilator), atau saklar.

Terdapat dua jenis transistor, yaitu BJT dan FET. Apa itu? Perhatikan penjelasannya berikut ini.

  1. Transistor Bipolar

Transistor bipolar familiar juga dengan sebutan Bipolar Junction Transistor (BJT). Dimana BJT ini merupakan jenis transistor yang aliran arus pada bagian Emitor-Kolektor dapat dipengaruhi oleh besar arus yang diterima oleh basis.

Sistem kerjanya sendiri yakni masih memakai hukum polaritas. Untuk itulah transistor ini umum disebut dengan istilah transistor bipolar. Untuk jenisnya sendiri dikategorikan menjadi dua macam, yakni NPN (negatif – positif – negatif) dan PNP (positif – negatif – positif).

  1. Transistor Efek Medan

Jenis transistor selanjutnya yakni transistor efek medan. Transistor ini umum juga disebut dengan istilah Field Effect Transistor (FET). Berbeda dengan BJT, aliran arus yang masuk melalui Emitor – Kolektor pada FET ditentukan oleh besar tengangan pada basis.

Terdapat tiga jenis FET antara lain adalah sebagai berikut ini:

  • JFET (Junction Field Effect Transistor)
  • MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)
  • UJT (Uni Junction Transistor).

C. IC (Integrated Circuit/ Sirkuit Terpadu)

IC merupakan singkatan dari integrated circuit, yaitu paduan dari sejumlah unsur elektronika yang terhimpun dalam satu rangkaian. Beberapa unsur tersebut antara lain kapasitor, dioda, dan transistor.

Bahan pembuat IC ini bersifat semikonduktor dan biasanya Silicon. Dengan adanya IC seorang perancang elektronika dapat membuat alat elektronik dengan ukuran yang sederhana. Hal ini karena ratusan bahkan ribuan komponen elektronika bisa terpasang pada IC.

IC memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

2. Komponen Elektronika Pasif

Seperti yang sudah disampaikan di awal bahwa komponen elektronika pasif ini bisa beroperasi bahkan tanpa adanya arus listrik sekalipun. Beberapa contoh di antaranya yaitu resistor, kapasitor, dan induktor. Berikut ini pembahasan selengkapnya.

A. Resistor

Dalam sebuah rangkaian elektronika, komponen resistor ini memiliki fungsi sebagai penahan atau penghambat aliran arus lisrik. Dengan demikian, adanya resistor akan menurunkan nilai arus yang masuk ke dalam rangkaian.

Terdapat tiga macam resistor yang ada di pasaran, yakni sebagai berikut.

  1. Fixed Resistor

Fixed resistor atau resistor bernilai tetap, artinya nilai resistensi yang terdapat di dalamnya tidak bisa kita ubah. Jenis resistor ini sangat mudah Anda temui di banyak toko elektronik.

  1. Variabel Resistor

Variabel resistor memiliki pengertian yang berkebalikan dengan resistor tetap, di mana nilai resistensinya bisa diubah sesuai keinginan.

Contoh variabel resistor di pasaran ialah potensiometer. Hanya dengan memutar tuas, kita sudah bisa mengubah nilai resistensi rangkaian.

  1. Light Dependent Resistor (LDR)

Penggunaan Light Dependent Resistor (LDR) dapat kita temui pada lampu jalan, dimana secara otomatis menyala pada malam hari dan mati saat siang hari. Hal ini bisa terjadi karena disebabkan LDR memiliki kepekaan terhadap cahaya sehingga naik atau turunnya nilai hambatan bergantung pada cahaya.

  1. Thermistor

Thermistor juga umum disebut sebagai resistor peka suhu. Hal ini karena nilai resistensinya memang dapat berubah sesuai suhu lingkungan yang ada di sekitarnya.

Contoh penerapan komponen ini bisa kita temui pada Thermistor alarm kebakaran. Dimana saat suhu ruangan mencapai batas maksimal, nilai hambatannya menurun. Dengan begitu alarm kebakaran dapat secara otomatis menyala dan berfungsi sebagaimana mestinya.

B. Kapasitor

Kapasitor atau kondensator ini berfungsi sebagai ruang penyimpanan muatan sementara. Untuk klasifikasinya sendiri ada tiga jenis kapasitor. Ketiganya antara lain non-polar, polar, dan variabel. Berikut ini pembahasan selengkapnya mengenai ketiga jenis kapasitor tersebut.

  1. Kapasitor Non-polar

Disebut sebagai kapasitor non polar, karena pada kutub-kutubnya tidak mengalami polaritas. Untuk itu, kaki-kaki pada kapasitor ini dapat dibolak-balik saat memasangnya. Terdapat empat macam kapasitor non polar, yakni sebagai berikut:

  1. Kapasitor Polar

Kapasitor polar merupakan kebalikan dari non-polar. Kapasitor ini memiliki polaritas pada kutub-kutubnya, yaitu positif dan negatif. Sehingga dalam pemasangannya harus menyesuaikan kedua kutub tersebut. Terdapat dua jenis kapasitor polar, yakni kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum.

  1. Kapasitor Variabel

Jenis kapasitor berikutnya yaitu kapasitor variabel. Pada jenis kapasitor yang satu ini kita bisa mengubah nilai Faradnya. Fungsi kapasitor variabel biasanya digunakan sebagai komponen sebuah perangkat radio. Dimana fungsi utamanya yakni sebagai pengatur frekuensi.

Untuk klasifikasinya sendiri, jenis kapasitor variabel dibagi menjadi dua macam saja. Keduanya yakni kapasitor VARCO (Variable Condensator) dan Trimmer.

C. Induktor

Jenis komponen elektronika berkarakter pasif selanjutnya yaitu induktor. Keberadaannya cukup penting pada sebuah rangkaian elektronika. Dimana induktor ini mempunyai peran penting dalam proses penyimpanan energi yang terdapat pada medan magnet.

Ada enam jenis induktor yang bisa kita temui di pasaran, antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Iron Core Inductor, yaitu induktor yang memiliki inti berbahan besi.
  2. Air Core Inductor, yaitu induktor yang tidak memiliki inti alias kosong.
  3. Ferrite Core Inductor, adalah jenis induktor yang memiliki inti berbahan ferit.
  4. Torroidal Core Inductor, karakter dari induktor ini ialah inti yang berbentuk ring.
  5. Laminated Core Inductor, yaitu induktor dengan inti berlapis-lapis berupa lempengan logam, di mana pada setiap lempengan terdapat lapisan isolator.
  6. Variable Inductor, yaitu jenis induktor yang sangat fleksibel, karena kita bisa mengatur nilai induktansinya.

Kesimpulan

Demikian pembahasan selengkapnya mengenai komponen elektronika. Ternyata dibalik peangkat elektronik yang kita jumpai sehari–hari, di dalamnya tersusun beragam komponen penyusun yang cukup kompleks.

Dimana masing–masing komponen penyusun tersebut mempunyai fungsi dan perannya masing–masing. Dan selanjutnya bisa membuat sebuah perangkat elektronik beroperasi dengan baik.

Tinggalkan komentar