Resistor Variabel Adalah: Gambar, Fungsi, Simbol, Jenis

Resistor variabel merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk mengontrol arus listrik yang masuk ke dalam rangkaian. Komponen ini berfungsi sebagai hambatan serta mengatur besar kecilnya intensitas arus listrik.

Resistor variabel memiliki sejumlah kelebihan, salah satunya adalah nilai resistensinya yang dapat di ubah dan diatur sesuai kebutuhan pengguna.

Pada artikel ini, kita akan membahas spesifik mengenai pengertian, jenis, simbol, cara kerja dan fungsi resistor variabel.

Simak informasi selengkapnya disini!

Pengertian Resistor Variabel

resistor variabel adalah
resistor variabel adalah

Resistor variabel adalah resistor yang memiliki nilai tahanan dapat diubah-ubah. Artinya, nilai resistansi dari komponen elektronika tersebut dapat disesuaikan jumlahnya oleh pengguna berdasarkan kebutuhan.

Pada rangkaian elektronika, resistor variabel berperan untuk meningkatkan serta menurunkan intensitas arus listrik.

Karena fungsinya tersebut, maka resistor variabel sangat cocok diaplikasikan pada jenis komponen elektronika yang memiliki tegangan tidak tetap, untuk yang tetap lebih cocok menggunakan jenis resistor tetap.

Fungsi Resistor Variabel

fungsi resistor variabel
fungsi resistor variabel

Fungsi resistor variabel secara umum adalah sebagai hambatan atau tahanan, jadi perannya adalah untuk menghambat aliran arus listrik.

Beberapa fungsi resistor variabel adalah:

  • Berfungsi untuk membagi tegangan listrik yang masuk ke dalam rangkaian dan menyesuaikannya dengan kebutuhan.
  • Mengatur intensitas arus listrik yang masuk ke dalam rangkaian.
  • Membatasi arus listrik yang memasuki rangkaian.
  • Menurunkan tegangan listrik dan mengatur tegangan output pada alat catu daya.
  • Berfungsi sebagai pengatur daya dan lain-lain.

Simbol Resistor Variabel

simbol resistor variabel
gambar simbol resistor variabel

Gambar di atas merupakan simbol resistor variabel. Lambang dari resistor variabel yakni disimbolkan memiliki 3 kaki dan dilengkapi dengan tanda panah di bagian tengah.

Nilai tegangan pada resistor variabel terletak pada 2 kaki bagian pinggir. Tegangan yang dimiliki oleh komponen ini bersifat default, namun pengguna dapat mengubah dan mengatur intensitasnya sesuai kebutuhan.

Cara Kerja Resistor Variabel

Pada rangkaian elektronika, resistor variabel berfungsi sebagai hambatan. Cara kerja resistor variabel yakni tidak jauh berbeda dengan jenis resistor lain pada umumnya.

Adapun prinsip kerja resistor variabel adalah sebagai berikut:

  • Pada saat arus listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian mengalir dan melalui jalur resistor, maka komponen ini akan menjadi media yang berfungsi untuk menghambat arus listrik yang masuk.
  • Arus yang dihambat ini sementara waktu akan disimpan di dalam resistor. Namun oleh resistor arus kemudian akan kembali dialirkan menuju sumber asalnya atau diedarkan pada rangkaian elektronika.
  • Pada rangkaian elektronika, fungsi resistor variabel adalah untuk menaikkan dan menurunkan tegangan listrik sesuai kebutuhan.
  • Pada saat resistor divariasikan pada resistensi yang lebih tinggi, maka arus listrik pada komponen ini akan berkurang. Lalu ketika divariasikan pada resistensi lebih rendah, arus yang tersimpan pada resistor pun akan meningkat.
  • Untuk dapat digunakan, resistor variabel harus ditentukan terlebih dahulu nilai hambatannya. Tujuannya adalah agar listrik yang dihambat intensitasnya dapat diatur sesuai kebutuhan rangkaian.

Jenis – Jenis Resistor Variabel

Jenis resistor variabel
gambar jenis resistor variabel

Adapun jenis resistor variabel dibagi menjadi berbagai macam, di antaranya adalah:

  1. Rotary Potensiometer
  2. Slide Potensiometer
  3. Trimmer Potensiometer
  4. Rheostat
  5. Light Dependent Resistor (LDR)
  6. Thermisthor (Thermal Resistor)

Simak penjelasan lebih rinci lagi dari setiap jenis resistor variabel sebagai berikut.

1. Rotary Potensiometer

Rotary potensiometer sering dikenal juga dengan sebutan potensio. Benda ini merupakan resitor yang metode pengaturan resistensinya dapat diubah dengan mekanisme putar. Jadi pada alat tersebut terdapat handle atau knop yang dapat diputar dengan tangan.

Pada saat pengguna ingin menyesuaikan nilai hambatan, handle dapat diputar dan besar kecilnya nilai resistensi pun dapat diatur sesuai keinginan.

Rotary potensiometer banyak dipakai pada jenis rangkaian elektronika yang sifatnya dinamis dan sering mengalami perubahan resistensi. Contohnya seperti pada amplifier, dimana resistor tipe ini biasanya digunakan untuk mengatur nada bass, treble, dan middle.

2. Slide Potensiometer

Slide potensiometer sering disebut juga sebagai potensio geser. Hal ini dikarenakan jenis potensio ini memang pengaturan resistensinya dilakukan dengan cara digeser.

Untuk menggunakan slide potensiometer kita hanya perlu menggeser bagian tuasnya hingga mencapai posisi yang tepat.

Penggunaan tipe resistor ini bisa kita temukan dengan mudah, salah satu contohnya yaitu dipakai pada equalizer. Channel pada equalizer pada umumnya menggunakan potensio model geser.

3. Trimmer Potensiometer

Trimpot merupakan sebutan lain untuk trimmer potensiometer. Pada jenis potensio yang satu ini, pengguna harus mengatur besar resistensinya dengan  cara memutar lubang skrup menggunakan obeng.

Pada trimpot, terdapat skrup yang memiliki tanda plus dan minus. Dengan memutar lubang skrup ini, maka nilai resistensi dapat di ubah.

Namun karena penggunaannya cukup rumit, trimpot tidak dapat sering-sering di ubah. Trimpot juga pengaturannya bersifat semi tetap, contohnya dipakai pada rangkaian power supply SMPS yaitu dipakai untuk mengatur tegangan B+.

4. Rheostat

Selanjutnya, ada juga variabel resistor jenis rheostat. Rheostat adalah resistor yang terbuat dari kawat resisitif dengan diameter besar.

Jenis resistor ini memiliki sejumlah kelebihan, salah satu yang menonjol yaitu dapat digunakan pada rangkaian dengan arus dengan tegangan tinggi.

5. Light Dependent Resistor (LDR)

LDR atau Light Dependent Resistor merupakan resistor yang biasa digunakan pada rangkaian lampu. Ketika menggunakan tipe hambatan ini, maka lampu dapat di setting agar mati dan menyala secara otomatis.

6. Thermisthor (Thermal Resistor)

Thermistor atau thermal resistor adalah jenis hambatan yang digunakan untuk mendeteksi perubahan suhu. Berdasarkan jenisnya, thermistor dibedakan menjadi dua yaitu thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient) dan thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient).

Nilai Resistor Variabel

Simbol resistor variabel digambarkan dengan kaki berjumlah 3 dengan tanda panah di bagian tengahnya. Hal ini dikarenakan jenis resistor ini memang memiliki 3 buah kaki, yaitu kaki bagian kanan, tengah dan juga kiri.

Meskipun pengguna dapat mengubah nilai resistensi pada komponen ini, namun sebenarnya nilai resistensi pada resistor variabel bersifat default. Dimana nilai resistensinya terletak pada kaki bagian pinggir dan nilainya tertulis pada body alat tersebut.

Contohnya jika kita memiliki sebuah resistor variabel dengan kapasitas 10 Ω. Untuk mengubah nilai resistansi alat tersebut, pengguna dapat melakukannya dengan berbagai cara.

Jika pada resistor jenis slide potensiometer misalnya,  perubahan resistensi dapat dilakukan dengan cara menggeser bagian tuasnya.

Ketika tuas digeser secara maksimal ke arah kiri, maka nilai resistensi pada kaki tengah ke kanan adalah 10 Ω sedangkan kaki kiri resistor nilainya adalah nol.

Demikian juga sebaliknya, apabila tuas digeser maksimal kearah kanan, maka resistensi kaki tengah ke kiri adalah 10 Ω dan resistensi kaki resistor sebelah kanan nilainya nol.

Cara Mengetahui Kerusakan Resistor Variabel

Untuk mengetahui kondisi sebuah resistor variabel apakah masih bisa digunakan atau mengalami kerusakan, kita dapat mengeceknya dengan alat yang bernama multitester atau multimeter.

Cara mengukur resistor variabel adalah sebagai berikut:

  • Pertama-tama siapakan multimeter dan tentukan batas ukurnya pada skala 1KΩ.
  • Hubungkan kabel probe multimeter pada kaki resistor bagian tengah dan kabel probe pada kaki lainnya.
  • Putar atau geser tuas dari resistor dan amati perubahan yang terjadi.
  • Apabila jarum penunjuk mengalami pergerakan dari angka 0-10Ω, artinya resistor masih dalam keadaan baik.
  • Apabila jarum penunjuk tidak bergerak atau menujukan nilai acak, maka artinya resistor mengalami kerusakan.

Kesimpulan

Resistor variabel adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai tahanan. Pada tipe resistor ini, pengguna dapat melakukan pengubahan nilai resistensinya dan menyesuaikan dengan kebutuhan.

Meskipun nilai resistensinya dapat di ubah, namun mekanisme dan cara kerja resistor variabel tidak jauh berbeda dengan resistor pada umumnya yaitu berperan sebagai tahanan atau hambatan.

Berdasarkan jenisnya, resistor variabel dibedakan menjadi beberapa macam, di antaranya yaitu, slide potensiometer, rotary potensiometer, trimmer potensiometer, rheostat, LDR dan thermistor.

Tinggalkan komentar

Kapasitor Variabel: Pengertian, Fungsi, Jenis, Simbol, Ciri

Kapasitor variabel merupakan jenis kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat ditentukan atau diatur oleh penggunanya. Jadi, kita dapat mengatur atau mengubah dengan sengaja nilai kapasitansi dari alat tersebut. Dan selanjutnya nilai kapasitansinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Penggunaan kapasitor variabel sendiri biasanya populer diadaptasi pada berbagai jenis rangkaian elektronika. Contohnya saja seperti pada radio, antena turner dan juga sirkuit L/C yang berhubungan dengan pengaturan frekuensi dan resonansi.

Mari ketahui lebih banyak mengenai apa itu kapasitor variabel, fungsi, gambar simbol, jenis, ciri-ciri dan juga cara kerjanya pada artikel berikut ini!

Pengertian Kapasitor Variabel

gambar kapasitor variabel
gambar kapasitor variabel

Kapasitor variabel adalah sebuah kapasitor yang hasil kapasitansinya bisa ditentukan dan bahkan diatur sesuai kebutuhan setiap penggunanya. Jadi alat yang satu ini dapat diatur, agar dapat menghasilkan kapasitas sesuai dengan yang kita inginkan.

Pada kondensator variable, umumnya permukaannya terdapat poros yang dapat diputar dan diatur oleh pengguna. Ketika poros ini diputar, maka kita dapat mengatur jarak antar pelat ataupun luas permukaan elektroda yang saling tumpang tindih.

Ketika jarak antar pelat dan permukaan elektroda berubah, maka secara otomatis kapasitas yang dihasilkan juga akan ikut berubah. Pada kapasitor variabel, bahan dielektrik yang digunakan umumnya adalah udara. Jenis kapasitor variabel sering kita temukan pada berbagai tipe rangkaian elektronika, terutama untuk sirkuit jenis L/C .

Jenis-Jenis Kapasitor Variabel

Fungsi kapasitor variabel kurang lebih hampir sama seperti jenis kapasitor lainnya, yaitu digunakan untuk menyimpan arus listrik sementara waktu.

Berdasarkan bentuk fisiknya, kapasitor variabel dibedakan menjadi dua jenis, diantaranya adalah:

  1. Varco.
  2. Trimmer.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan dari setiap jenis kapasitor variabel lengkap dengan simbol-simbol kapasitor variabel yang ada dibawah ini.

Gambar Simbol Kapasitor Variabel

jenis kapasitor variabel
gambar jenis kapasitor variabel dan simbolnya

1. Varco

Varco ini sebenarnya merupakan singkatan dari istilah Variable Condensator. Kapasitor yang satu ini memiliki ukuran besar serta biasanya menggunakan bahan logam.

Untuk mengenali jenis kapasitor varco, mari simak beberapa ciri-ciri dari kapasitor varco berikut ini:

  • Kapasitor varco biasanya dibuat hanya menggunakan bahan logam.
  • Bentuk fisik kapasitor memiliki ukuran yang lebih besar.
  • Rentang frekuensi maksimumnya adalah 100 pF sampai dengan 500 pF.
  • Kapasitor varco biasa digunakan untuk proses menyaring gelombang frekuensi. Dalam hal ini, bisa melihat dari pemakaian komponen pada perangkat radio, spul osilator atau bahkan spul antena.

2. Trimmer

Perbedaan yang paling mencolok dari kedua jenis kapasitor varco yakni dari bentuk dan ukuran luarnya.

Berbeda dengan kapasitor varco, jenis trimmer memiliki ukuran fisik yang jauh lebih kecil. Karena ukurannya yang kecil inilah maka kita membutuhkan bantuan obeng untuk melakukan pemutaran pada bagian porosnya.

Adapun ciri-ciri dari kapasitor variabel jenis trimmer adalah:

  • Memiliki bagian luar yang ukuran fisiknya lebih kecil dibandingkan jenis varco.
  • Biasanya menggunakan metode pemasangan dengan tipe paralel.
  • Menggunakan kaki terminal dengan material logam.
  • Disekati oleh isolator yang menggunakan material mika.
  • Sering digunakan sebagai pemilih gelombang frekuensi atau fine tune.
  • Kapasitansinya dibawah 100 pF.

Ciri-Ciri Kapasitor Variabel

Kapasitor variabel memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang dapat membedakannya dari jenis kapasitor lainnya.

Beberapa ciri-ciri dari kapasitor variabel adalah:

  • Memiliki ukuran fisik lebih besar dibandingkan kapasitor tetap (Fixed Capacitor)
  • Memiliki nilai kapasitansi kecil yaitu hanya sekitar 100 pF sampai 500 pF.
  • Memiliki nilai kapasitansi yang dapat diubah sesuai kebutuhan pengguna.
  • Biasa digunakan pada jenis sirkuit L/C.

Bagaimana Cara Kerja Kapasitor Variabel?

Pada kapasitor variabel, kita akan menemukan dua sistem pelat yang difungsikan sebagai kontrol mekanis. Kedua buah pelat ini kemudian akan digerakkan oleh stator dan rotor.

Cara kerja kapasitor variabel adalah:

  • Ketika rotor mengalami perputaran, maka pelat rotor akan memasuki celah yang terdapat pada komponen stator. Kontak yang terjadi antara pelat rotor dan stator inilah yang kemudian akan menghasilkan nilai kapasitansi.
  • Untuk dapat menentukan nilai kapasitansi sesuai dengan kebutuhkan, maka kita perlu mengatur jumlah tegangan yang masuk ke dalam pelat. Karena besar dan kecilnya tegangan yang masuk pada kaki terminalnya, akan berpengaruh terhadap nilai kapasitansi yang dihasilkan.
  • Selain mengatur jumlah tegangan yang masuk, jarak antar terminal, luas elektroda, tentu ada bagian lain yang tidak kalah penting untuk diatur. Yakni bagian konstanta bahan dielektrik yang digunakan juga akan berpengaruh terhadap perubahan nilai kapasitansi nantinya.

Parameter Kapasitor Variabel

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja kapasitor variabel, Beberapa parameter yang mempengaruhi kinerja dari kapasitor variabel, diantaranya adalah:

  • Perubahan kapasitansi kapasitor dipengaruhi oleh sudut rotasi dan juga komponen yang bergerak dari pelat kapasitor.
  • Desain kapasitor berpengaruh terhadap perubahan suhu yang terjadi pada alat tersebut.
  • Selama proses pemanasan dan pendinginan kapasitor, pengulangan nilai yang terjadi berpengaruh terhadap siklus TKE.
  • Dimensi dan berat kapasitor berpengaruh terhadap nilai kapasitasnya.
  • Untuk menentukan nilai kapasitansi tertentu, kita dapat mengubah ukuran, jarak antar pelat dan meningkatkan konstanta dielektriknya.
  • Desain kapasitor mempengaruhi faktor kelembaban, tekanan mekanis yang dihasilkan dan stabilitas alat tersebut.
  • Nilai tegangan kerja dari sebuah kapasitor tergantung bentuk elektroda, faktor kelembapan, tekanan udara dan juga celah udara yang terdapat pada alat itu.

Kesimpulan

Kapasitor variabel adalah jenis kapasitor yang dapat diatur atau diubah nilai resistansinya sesuai kebutuhan pengguna. Kapasitor variabel ini umumnya memiliki ukuran fisik lebih besar, namun nilai kapasitansi yang dihasilnya terbilang kecil.

Nilai kapasitansi yang dihasilkan oleh kapasitor jenis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya yaitu disebabkan adanya luas penampang pelat, jarak antar terminal, dan juga konstanta bahan dielektrik yang digunakan.

Tinggalkan komentar